Cimahi- Suaramudanews.com - Tahun 2023 semakin tinggi tensi konstelasi politik di tanah Air , mendekati pada saatnya nanti pelaksanaan Pemilu Serentak 2024 tentunya semua elemen harus bisa saling menjaga ucapan perilaku atau manuver manuver yang menimbulkan perseteruan/perpecahan anak anak bangsa. Peran petinggi Partai Politik sangat lah dominan untuk memberikan pencerahan pada kadernya tentang demokrasi yg mengedepankan perbedaan pendapat dan pilihan huna terciptanya Pemilu yg jurdil dan Aman.
Ada 3 ( tiga) hal penting dalam penyelenggara Pemilihan Umum dengan peran dan fungsinya masing-masing, pertama yaitu KPU sebagai pelaksana tahapan penyelenggaraan Pemilu, kedua Bawaslu sebagai lembaga yang bertugas melakukan pencegahan, pengawasan dan penindakan, serta yang ketiga Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) sebagai penegak kode etik, Cimahi, 20/02/2023.
Deddy Supriadi Ketua DPC Paku Padjadjaran Kota Cimahi menyampaikan. Pertama elemen penyelenggara Pemilu yang harus bertindak adil dan objektif. Penyelenggara pemilu harus berintegritas karena integritas adalah harga mati.
“Ibarat permainan sepak bola, wasitnya KPU dan Bawaslu ikut menendang bola, itu jadi ramai. Oleh karena itu, jajaran pengawas Pemilu harus menjaga integritas penyelenggara Pemilu. Tentunya masyarakat perlu mengawasi integritas dari jajaran KPU dan Bawaslu. Kalau ada yang melenceng, ingatkan, penyelenggara harus objektif imparsial,” ujar Deddy saat memberikan keterangan pada awak Media.
Kedua, elemen peserta pemilu, yang terdiri dari parpol, paslon presiden, dan wakil presiden, perseorangan DPD. Deddy berharap peserta Pemilu juga punya integritas dan berkomitmen untuk taat dan takut pada aturan main di dalam Pemilu ini. Misalnya tidak melakukan politik uang karena politik uang atau politik transaksional adalah akar dari persoalan korupsi di Indonesia. Oleh karena itu, baik penyelenggara Pemilu, peserta Pemilu, dan pemilih agar dapat meminimalisir persoalan politik uang.
“Peserta Pemilu juga harus taat aturan, tidak menghalalkan segala cara misalnya melakukan tindakan politik uang kepada masyarakat pemilih ataupun kepada penyelenggara Pemilu. Harus ada komitmen dan integritas dari peserta pemilu,” katanya.
Ketiga, elemen masyarakat. Bawaslu berharap pemilih juga harus berintegritas, tidak mengharapkan serangan fajar. Karena masyarakat mempunyai otoritas tertinggi yang menentukan masa depan bangsa lima tahun ke depan.
“Maka kalau penyelenggaranya punya integritas, pesertanya berintegritas, pemilihnya berintegritas tidak menunggu serangan fajar dan mengharapkan politik uang, mudah-mudahan Pemilu bisa damai dan berintegritas dan menghasilkan pemimpin pemimpin legislatif dan eksekutif yang amanah dan membawa kemajuan dan kesejahteraan bagi bangsa Indonesia,” pungkasnya.