Kota Cimahi, Suara Muda News.Com - Penjabat (Pj) Walikota Cimahi, Dicky Saromi mengklaim langkah Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi dalam rangka mengurangi ritase sampah di wilayah dinilai cukup baik.
Seperti diketahui, ancaman penumpukan sampah sebagai imbas dari over capacity Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sari Mukti di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mulai menghantui wilayah Bandung Raya.
Pasalnya, saat ini TPA Sarimukti menampung kurang lebih 24 juta meter kubik sampah atau 1000 persen dari kapasitas yang seharusnya ditampung.
"Kota Cimahi menjadi salah satu daerah yang sangat bergantung ke TPA Sarimukti dalam hal pembuangan sampah," kata Dicky Saromi usai mendampingi Gubernur Jawa Barat ke TPA Sarimukti bersama Pj Bupatinya Bandung Barat, Pjs Bupati Bandung dan Pjs Walikota Bandung, Rabu 30 Oktober 2024.
Selama ini, sambung Dicky, kuota ritase pembuangan sampah Kota Cimahi ke TPA Sarimukti sebanyak 37 rit per hari dan sekarang dikurangi sebanyak 21 rit.
"Sekarang kuota ritase pembuangan sampah yang diperbolehkan untuk Kota Cimahi hanya 17 rit atau setara 90 ton sehari," sebutnya.
Berdasarkan hasil pantauan di TPA Sarimukti, ungkap Dicky, semua pihak harus bekerjasama dalam mengatasi mengatasi dan mengurangi beban pembuangan sampah ke TPA Sarimukti.
"Ada empat zona yang ada di TPA Sarimukti zona 1 dan 2 awal Sarimukti dijadikan tempat pembuangan sampah sudah tertutup karena sudah direhabilitasi," ungkapnya.
Sementara, untuk Zona 3 dan Zona 4 kondisinya sudah over load. Bahkan, ketinggian sampah sudah sangat tinggi dan khusus zona 4 morfologinya rawan dengan adanya longsoran sampah sebab tidak datar.
"Oleh karena itu dibuat Zona 5, namun masih dalam tahapan kontruksi pemasangan membran dan sebagainya," ujarnya.
"Pembangunan Zona 5 diperkirakan bulan Desember sudah selesai," sambungnya.
Kendati demikian, terang Dicky, upaya pengurangan ritase sampah dengan mengoperasikan TPA Santiong yang dinilai cukup baik.
Selain itu, pemilahan sampah sejak dari awal dan membutuhkan beberapa peran dari bank sampah unit komposting yang di lakukan.
"Sehingga jika seandainya Zona 5 sudah beroperasi kapasitasnya hanya 2.000 ton per hari dan lifetimenya masa pakainya hanya sekitar 2 setengah tahun," ujarnya.
Oleh karena itu, kata Dicky, pihaknya harus bisa mengurangi ketergantungan TPA Sarimukti sehingga lifetimenya lama dan akhirnya bisa menjadi solusi ketika TPA Legok Nangka beroperasi.
"Upaya untuk mengurangi sampah harus dimulai dari sekarang karena Zona 3 tidak bisa terus menerus terbebani sampai menunggu Desember selesai," pungkasnya. (Reni)